Sinopsis Healer Episode 3 Part 2

Sinopsis Healer Episode 3 Part 2

Detektif yang menangani kasus Healer adalah Detektif Yoon. Kini dia tengah mempresentasikan mengenai beberapa bukti yang ditemukan polisi cyber. Gambar penampakan Healer rata – rata mengenakan topi hitam dan kacamata hitam. Tak ada satupun yang menampakkan wajahnya.

Beberapa orang yang pernah bertemu dengan healer memberikan kesaksian kalau umur Healer 20 – 40 tahun, kesaksian selalu berubah.


“Berarti, dia semacam tentara bayaran? Dia akan melakukan apa saja demi uang.” Tanya seorang polisi.

Sampai saat ini, Healer telah melakukan pembobolan data, pelanggaran dan pencurian. Targetnya juga begitu menarik, perusahaan – perusahaan besar dan juga politisi.


Detektif Yoon menghentikan penjelasannya karena diintrupsi oleh suara dering ponsel. Pesan yang memberitahukan bahwa hasil otopsi Go Seung Cheol telah keluar. Dia meninggal karena asupan bahan kimia beracun, masalah pernapasan, dan kelumpuhan.

Anggota polisi terkejut, ini benar – benar bukanlah lelucon.

“Cedera yang ditemukan pada tubuh di lokasi kejadian Telah ditetapkan bahwa itu terjadi pada post mortem (setelah kematian).”


Detektif Yoon menganalisa bahwa seseorang telah memasukkan racun sintetis pada minumannya saat Seong Cheol berada di kereta. Seong Cheol yang lengah tak mengetahui hal itu dan meminumnya.

Beberapa saat setelah itu, dia merasakan sesak didadanya lalu dengan terseok menuju ke kamar mandi.

kami menemukan racun sintesis bersamaan dengan akonitin (Akonitin adalah racun alami dari tanaman Aconitum sp). Bahkan jika seseorang menelam dalam jumlah kecil dalam beberapa jam, paru-paru akan lumpuh dan dia akan mati.” Jelas Detektif Yoon.


Seorang polisi kembali bertanya, apakah Healer juga pembunuhnya?

Menurut Detektif Yoon, seperti itulah jalan penjahat. Jika mereka tak tertangkap maka akan mengulanginya lagi. Jika mereka mengulangi kejahatan mereka, intensitas kejahatannya semakin membesar. Detektif Yoon menegaskan agar mereka secepatnya bisa menangkap Healer.




*****
Bibi Min Ja dengan kemampuannya pun juga bisa tahu kalau hasil otopsi telah keluar. Penyebab kematian adalah karena racun, tapi siapa?

Jung Ho yakin kalau pelakunya adalah seseorang yang tahu kalau dia dan Seong Cheol ada di hotel saat itu. Lalu pelaku meminta tanda terima dan meletakkannya ke saku Seong CHeol. Bibi Min Ja kembali bertanya, siapa?

“Bibi.” Ucap Jung Ho asal.
“Sial.”
“Jika tidak, dia adalah orang yang telah menyewa kita.”


Jung Ho berfikir, dia mencoba mengingat apa yang terjadi beberapa waktu lalu. Dia memejamkan mata, berusaha mengingat dengan keras.

Yah. Dia ingat saat Seong Cheol dengan jelas menyebut nama perusahaan Berita Jae Il.

[FLASHBACK]
Jung Ho ingat saat Seong Cheol dengan tergagap takut tertangkap. Akhirnya ia menghubungi Bibi Min Ja dan mengajukan permintaan Seong Cheol agar bisa meninggalkan korea.

Jung Ho mendapat kabar dari Bibi kalau permintaan Seong Cheol diterima tapi dia harus naik kereta untuk sampai ke Busan. Apa kau bersedia?

Seong Cheol mengangguk dengan gamang.

“Tapi bagaimana kita mendapatkan passportnya?” tanya Jung Ho pada Bibi Min Ja.


Dae Young lah yang bertugas mengambil passport di tempat loker umum.


Seong Cheol menanti di peron dengan gelisah, Dae Young dengan cepat meletakkan amplop berisi passport ke pangkuan Seong Cheol lalu secepat kilat pergi.


Seong Cheol bergegas menuju kereta dan Jung Ho masih memperhatikannya dari kejauhan.


[FLASHBACK END]

Jung Ho sedikit menyesali karena dia tak mengikuti Seong Cheol di kereta. Bibi Min Ja rasa itu tak benar, bagi mereka Seong Cheol adalah B. Klien adalah A. Jadi mereka hanya menjalankan apa yang A minta, kalau mereka sudah mendapatkan apa yang mereka minta maka tugas mereka telah berakhir.

“Tapi, pihak A telah menjebakku sekarang. Sebagai pembunuh beracun. Kenapa ada orang yang memakai racun untuk membunuh? Sungguh merepotkan.”

“Aku bilang ini sebagai atasamu, pergilah dari sana sekarang.”

“Lalu apa? Kabur sampai aku mati? Dicap sebagai pembunuh?” tolak Jung Ho. “Aku akan menangkap pembunuh sebenarnya. Aku tak bisa mempercayai polisi. Aku akan menangkapnya dan menyerahkannya ke polisi. Hingga saat itu....”



“Diakah orangnya?” gumam Jung Ho melihat sebuah mobil putih menuju ke rumah Young Shin, siapa lagi kalau bukan Moon Ho.

Apa? Siapa? Hey? Healer?” tanya Bibi Min Ja penasaran.

Jung Ho hanya merasa penasaran, dia ingin tahu siapa yang sudah menghabiskan uang hanya untuk sebuah tes DNA. Apakah hanya klien biasa atau menjadikan ini sebagai umpan.



Layaknya spiderman, Jung Ho bergelantungan kesana kemari lalu melompat melewati rumah. Ia mencari posisi dimana bisa mengambil gambar nomor mobil Moon Ho. Ia memotret nomornya dengan kacamata lalu meminta Bibi Min Ja melacak mobil tersebut.



Jung Ho kemudian berpindah kesisi lainnya untuk mendapatkan gambar wajah Moon Ho, dia meminta Bibi Min Ja melacak Moon Ho juga.
“Tapi sepertinya dia tak asing...” gumam Jung Ho.



Young Shin keluar dari cafe untuk membereskan beberapa benda yang masih berada diluar. Moon Ho hanya memperhatikan Young Shin dari kejauhan.



Bibi Min Ja berhasil menemukan informasi. Pria yang tadi adalah Kim Moon Ho, seorang reporter handal.

“Bukankah kau menonton...” gumam Bibi Min Ja terhenti. “Oh iya. Kau tak menonton berita. Tapi, apa-apaan ini? Ini muncul di pencarian. Dia adalah adik dari pemilik Perusaahaan Berita Jaeil. Jadi, bagaimana kita memproses ini?”

Jung Ho tersenyum licik seolah dia sudah menemukan sedikit titik terang, dia akan memulai pertempuran. Jung Ho kembali membawa tubuhnya bergelantungan kesana kemari lagi. Semua hal sungguh saling terkait, semoga reader membacanya dengan lebih detail kalo ga maka akan sedikit membingungkan.


Moon Ho masih memperhatikan Young Shin, ia teringat saat pertama kali dia melihat Young Shin berada dipangkuan Myung Hee. Bukan dengan nama Young Shin melainkan Ji Han, Myung Hee berbicara pada Ji Han untuk memanggil Moon Ho dengan sebutan paman suatu hari nanti ketika dia sudah besar.

Moon Ho kecil dengan lembut menyentuh tangan mungil Ji Han dan ia Ji Han membalas setuhan itu dengan menggenggam jari Moon Ho.

“Ji Han cantik, kan?” tanya Myung Hee waktu itu.


Moon Ho menjawabnya sekarang dengan pandangan tertuju pada Young Shin, “Ya. Dia cantik. Dia tumbuh menjadi wanita cantik, putrimu.”

Young Shin yang diperhatikan terdiam, dia melihat kearah mobil Moon Ho dengan penasaran. Young Shin berjalan menghampirinya namun dengan segera Moon Ho memilih untuk bergegas pergi.

Young Shin semakin merasa aneh.



Young Shin memasukkan kursi – kursinya ke rumah, “Mencurigakan! Mencurigakan! Mencurigakan!”

“Apa?” tanya Paman. Young Shin menjelaskan kalau beberapa hari ini dia merasa sedang diawasi dan seperti diikuti. Paman bertanya apakah itu pria?

Young Shin jadi pede sekaligus narsis. “Begitukah? Seorang pria? Jika dia suka padaku, dia harus mengatakannya. Kenapa dia tak bisa bilang begitu? Harusnya jangan menyembunyikan perasaan seperti itu (cinta).

Paman mengejek Young Shin, bagaimana juga Young Shin tahu dengan masalah cinta ketika dia belum pernah mencintai seseorang. Young Shin membela diri, sebagai seorang reporter veteran mana mungkin dia tak tahu hal semacam itu. Paman rasa cinta tak ada hubungannya dengan percintaan para selebriti.

Young Shin kesal karenai itu tetaplah sama.

Pertengkaran keduanya segera berhenti ketika Chi Soo memanggil Young Shin untuk masuk ke ruangannya.


*****
Jung Ho sudah menantikan kehadiran Moon Ho dari puncak gedung. Dia berlari dengan melompati beberapa gedung agar bisa mengejar Moon Ho. Bahkan ketika ada kaca yang menghalanginya, ia berani untuk menubruk kaca tersebut demi mengejar Moon Ho.

Bibi Min Ja membantu Jung Ho dengan memberitahukan keberadaan Moon Ho dan menunjukk arah agar Jung Ho bisa mengejarnya. Dan ia memperkirakan kalau Moon Ho akan menuju ke stasiun bawah tanah.





Dae Young menepikan motor gedenya didekat stasiun bawah tanah. Ia menghubungi Jung Ho untuk memberitahukan kalau dia sudah di kereta bawah tanah gerbang nomor tiga.

Jung Ho datang. Ia langsung menyambar helm Dae Young lalu mengenakannya. Dae Young terkejut sekaligus khawatir, dia mengajak Jung Ho untuk membonceng saja. biar dia yang mengenadari.

“Satu.” Hitung Jung Ho.
“Penghandel gas si Benny agak sensitif...”
“Dua.”
“Kau harus berhati-hati.”

Jung Ho selesai menghitung mundur lalu menarik gas motornya tanpa memperdulikan Dae Young yang geregetan.



Jung Ho melajukan motornya dengan kecepatan tinggi melewati beberapa mobil. dia harus mengejar mobil putih Moon Ho.

Dan mobil pun berhasil terkejar, Jung Ho hanya harus mengikutinya sekarang.


*****
Chi Soo akan meringkas kisah yang sudah Yoon Hee ceritakan. “Presiden Hwang dari perusahaan konstruksi. Orang ini berperan sebagai perantara, memperkenalkan gadis-gadis pada laki-laki.”

Young Shin dengan bercanda menyuruh mereka berbicara dengan benar, mungkin dia bisa saja mendapat sesuatu lalu membuat sebuah berita dari kasus ini. Chi Soo bertanya menegaskan, Bisakah kau menulis artikel? Bisakah kau menuliskannya jika kau mendengar sesuatu?

Young Shin bingung tapi dia bukanlah reporter lokal yang bisa memuat berita apapun, dia reporter untuk berita selebriti.

“Hey, gadis ini seorang selebriti!” tegas Chi Soo membuat Young Shin terkejut.

Yoon Hee membenarkan kalau dia memanglah selebriti. Ia pernah berperan dalam beberapa judul film dan drama tapi hanya sebagai pemeran penduku jadi mungkin Young Shin tak tahu.

Young Shin tampak tak enak hati karena tak tahu kalau Yoon Hee juga selebriti. Ia kemudian melirik kearah Chi Soo bingung. Chi Soo menyuruhnya untuk mendengarkan apa yang akan ia jelaskan.


“seorang pria bernama Presiden Hwang. mengambil aktris muda yang tak berdaya seperti gadis muda ini dan memaksa mereka untuk memberi hiburan seksual pada orang-orang kaya dan berkuasa.” Jelas Chi Soo.

Young Shin rasa hiburan seksual sedang umum saat ini. Ia melirik kearah Yoon Hee, sadar kalau ucapannya agak kasar. Young Shin hanya bisa gigit jari canggung.

“Pada awalnya, mereka dicekoki obat dan dipaksa. Setelah itu, diancam dan diperas. Diancam akan disebarkan video dan semacamnya. Apa kau bisa menulis sesuatu seperti ini?”

Young Shin menyarankan untuk melapor pada polisi saja kalau masalahnya seperti itu.


Yoon Hee mengaku kalau ia sudah mencoba melapor pada polisi tapi mereka berkata tak ada bukti pemaksaan. Young Shin terkejut, dunia macam apa ini? Polisi bertugas mencari bukti. Apa sekarang korban harus mencari bukti sendiri?

Presiden Hwang pernah berkata bahwa memusnahkan orang seperti Yoon Hee itu begitu mudah. Hanya saja ada yang menginginkannya maka dia akan membiarkan Yoon Hee hidup.



Chi Soo menunjukkan foto – foto pria yang menginginkan Yoon Hee, Pemimpin Partai Demokrasi Keadilan saat ini. Dan juga, calon teratas untuk menjadi walikota Seoul selanjutnya.

Young Shin terkejut karena dia adalah Kim Eui Chan. Ia mengingatkan Ayahnya kalau mereka hanya hiburan online kecil. Chi Soo berkata kalau dia akan segera melaporkan kembali kasus Yoon Hee.

“Tertuduh adalah Presiden Hwang dan dia didakwa atas kekerasan seksual. Jika dia menggunakan prostitusi untuk mendapatkan sesuatu dari anggota dewan, maka itu adalah tindak pidana suap. Dengan menerima tawaran untuk kenikmatan seksual, Pria itu akan dituduh menerima suap.”

Young Shin rasa kalau polisi akan menolak menyelidiki. Kalau mereka meminta bukti maka mereka akan menguburnya.

“Itulah kenapa kita perlu artikel darimu. Kita membutuhkan media yang membicarakannya agar polisi mau melakukan tugas mereka. Tak ada yang lebih menakutkan dari pengguna internet.”



Young Shin memijit kepalanya pusing, dia melirik kearah Yoon Hee yang menatap penuh harap tapi disisi lain dia harus menyebarkan berita orang perting, Kim Eui Chan.

“Hey, Nak. Bukankah tujuanmu tidak ingin disebut sebagai wartawan tabloid? Katamu kau ingin menjadi seperti Oriana Fallaci.”

Young Shin tertawa garing sekaligus miris.


*****
Jung Ho membuntuti Moon Ho sampai akhirnya dia sampai dikediaman Moon Shik.


Moon Ho berjalan melewati pelataran, ia tersenyum cerah saat Myung Hee menyambutnya didepan pintu. Myung Hee khawatir karena Moon Ho kembali begitu terlambat? Ini aneh.

“Ini hanya butuh 1 jam 40 menit. Dari tempat itu ke sini.”

“Apa maksudmu, tiba-tiba datang malam begini? Kau tak mengemudi sambil mabuk, kan? Kau sedang aneh. Apa itu?” tanya Myung Hee saat harus mendengar ucapan ambigu Moon Ho.

Moon Ho tersenyum hangat, ia membantu Myung Hee masuk ke rumah tanpa menjawab pertanyannya.


Jung Ho sudah berhasil masuk melewati pagar pembatas rumah Moon Shik, dia memperhatikan Moon Ho dan Myung Hee namun segera bersembunyi ketika penjaga menyisir halaman.


*****
Young Shin masih terjaga meskipun malah telah larut, ia menatap poster Fallaci yang terpajang dikamarnya. Ia melihat Yoon Hee juga belum tertidur.

“Ini takkan mudah.” Celetuk Young Shin. “Sejak aku masih kecil, aku tahu karena aku melihat pekerjaan ayahku. Hal semacam ini benar-benar tak mudah. Hidupmu akan jatuh bangun. Kau mungkin harus menghentikan mimpimu di dunia akting.”



Yoon Hee tahu. Young Shin menambahkan bahwa biaya pengajuan sidang dan menjalani persidangan akan membuatnya semakin runyam. Yoon Hee bisa dituduh wanita mata duitan yang memeras mereka.

Bagi Yoon Hee, semua itu tak masalah. Ia menyesali hal dimana ia mencoba bunuh diri diatap. Ada orang lain yang pantas untuk mati. Dunia akan lebih baik tanpa adanya orang – orang ini. Dia akan membawa orang – orang itu jatuh bersamanya, dia tak akan mati sendiri. Jadi kalau memang Young Shin takut, dia bisa berhenti.


Young Shin memegang dadanya, “Yoon Hee, kau benar-benar keren barusan. Kau membuat jantungku berdetak lebih cepat.”

Young Shin mengaku percaya pada takdir, tadir telah dimulai sekarang. Dia tak bisa menghindar lagi. Ia pun tersenyum menenangkan kearah Yoon Hee.



*****
Jung Ho menyusup masuk ke rumah Moon Shik, dicarinya sesuatu untuk ia jadikan bukti. Untuk memantapkan pikirannya akan keterkaitan semua ini.

Dan seketika ia terpaku melihat sebuah foto yang terletak di kamar Moon Shik. Ia tiba – tiba berbicara pada bibi Min Ja kalau dia selalu hidup sederhana selama ini. Dan selalu menjalankan tugas, dan sekarang semuanya semakin menarik.

Bibi Min Ja bingung sekaligus penasaran, ia meminta agar kameranya dinyalakan tetapi Jung Ho tak menggubris.

Jung Ho mengarahkan senternya ke arah foto tersebut, itu adalah foto Moon Shik, Moon Hee, Gil Han, bersama yang lain. foto yang terbingkai rapi dikamar tersebut.

Hujan turun dengan begitu lebatnya tapi tak bisa menghentikan Jung Ho untuk terus menatap foto tersebut. Ada apa gerangan?





*****
Disebuah tempat yang begitu sepi Double S melakukan pertemuan dengan seseorang, Pelayan Moon Shik.

Bae Sang Soo, CEO dari Double S. Pelayan Moon Shik mengaku kalau dia membutuhkan intelegen. Dia bertanya apakah Sang Soo pernah bertemu dengan perusahaan. Sang Soo berkata kalau ia selalu membiarkan para kliennya menjadi para anonim.

“Pemilik perusahaan kami duduk di mobil ini. Apa kau ingin masuk ke dalam mobil dan bertemu secara pribadi? Namun, jika itu terjadi. orang di dalam mobil itu akan menjadi pemilikmu.”



Sang Soo tertawa geli, kata pemilik agak mengganggu baginya. Pelayan kemudian mengubahnya sedikit modern, mungkin lebih tepat kalau mereka ingin membeli perusahaan milik Sang Soo.

“Saya punya banyak kepentingan di perusahaan.” Tukas Sang Soo.

“Aku duga kau hanya memiliki satu, Dae Won Group. Kami menawarkan 22 kali lipat. Kami akan memberikan ganda. Itu akan disetorkan dalam rekening pribadimu besok siang. SS Guard akan dijalankan seperti sebelumnya. Takkan ada perubahan di luar. Satu-satunya perubahan adalah CEO, Bae Sang Soo, akan menjadi milik beliau.”



Sang Soo masih ragu, ia menatap kearah rekannya yang menanti dibelakang. Setelah yakin kalau mereka akan membayar besok, ia berjalan mendekati mobil Moon Shik untuk menemuinya.



*****
Young Shin berdiri didepan gedung kantornya dengan penuh keraguan yang menghantui. Dia meyakinkan dirinya untuk masuk ke kantor.


Young Shin menyapa Direktur Jang dengan so’ akrab. Meminta maaf mengenai berita Lee Joon Bi dan Oh Seon Joo. Tapi bagaimanapun, bagi Young Shin mereka tak boleh menunggu cerita datang. Dia sudah memiliki berita eksklusif, berita yang bisa mengubah industri hiburan korea naik turun seperti tsunami.

Direktur Jang menatap Young Shin dengan tersenyum, berhentilah sebentar. Young Shin masih mengoceh menunjukkan berkas yang dibawanya dan meminta Direktur Jang membaca itu.

“Mulutmu!”
“Yap. Tapi bacalah ini.”
“Hey, Kau. Beri salam.” Perintah Direktur Jang pada pria yang duduk disana.



Setelah menoleh, rupanya dia adalah Jung Ho. Dengan tergagap Jung Ho memperkenalkan dirinya sebagai Park Bong Soo. Direktur Jang memberitahukan pada Young Shin bahwa Jung Ho adalah karyawan junior yang ingin bekerja sebagai bawahan Young Shin.

Young Shin tertawa garing, bukankah perusahaan mereka sedang kekurangan uang. Bahkan untuk menggajihnya saja kesulitan?

“300.000 won. Dia membawakan iklan senilai 300.000 selama setahun. Tak seperti seseorang di sini (Young Shin) yang bahkan tak bisa mencari berita sederhana.” Sindir Direktur Jang.



Young Shin menatap Jung Ho dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan serius. Tapi kemudian ia menepuk pundak Jung Ho dengan santai, dia tahu kalau Jung Ho ketakutan. Dia menyuruhnya untuk santai saja karena dialah atasan Jung Ho jadi ia hanya perlu memanggilnya Sunbae.

Jung Ho menatap ke sekitar, ia mencoba mencari apakah diruangan itu ada CCTV atau tidak. Sedangkan Young Shin kembali memohon agar Direktur Jang membaca berkas yang ia bawa. Aku yakin kalau itu berita tentang Yoon Hee.



Young Shin membawa Jung Ho untuk berkeliling memperkenal tempat – tempat disana, Jung Ho juga bersikap culun sebagai Bong Soo dan mencatat semua yang dikatakan oleh Young Shin.

Reporter Yeo. Dia memegang rekor untuk menulis artikel paling banyak. Tidak hanya itu. Seni, pemasaran, iklan, administrasi. Perusahaan ini akan ditutup tanpa dia.


Kemudian reporter Noh Seon Jae. Reporter Noh menyalami Jung Ho dengan genit, dia memandangnya terpesona tanpa mau melepas tangan Jung Ho. “Apa kau tahu? Kau sangat tampan.”

Young Shin tau dengan gelagat genit itu, dia segera melepas genggaman Reporter Noh.


Lalu ada Park Chan. Tapi belum sempat keduanya berkenalan, Young Shin sudah kesal dengan Park Chan yang malas. Dia memarahi Park Chan yang tak mengedit berita yang dia berikan. Sontak Park Chan kabur, dia tak mau menerima hantaman kemarahan Young Shin.

Jung Ho yang tak terbiasa dengan kondisi ribut seperti ini hanya bisa diam.


Reporter Noh yang sedari tadi tak henti memperhatikan Jung Ho menemukan alat komunikasi Jung Ho. “Apa itu?”

Jung Ho tergagap, dia bingung menjelaskan hingga mengatakan kalau itu alat bantu dengar yang digunakan oleh orang tuli. Young Shin yang dari tadi sibuk mengejar Park Chan ikut nimbrung.

“Park Bong Soo.” Ucap Reporter Noh dengan pelan untuk mengecek pendengaran Jung Ho.

“Ya. Aku bisa mendengarnya.” Balas Jung Ho. Reporter Noh akhirnya menepuk lengan Jung Ho dengan prihatin. “Tetaplah kuat.”



******
Disisi lain, Moon Ho dalam perjalanan dengan pandangan kosong. Ia lalu menonton sebuah video yang diterimanya. Ada rekaman dimana Young Shin, Yoon Hee dan Chi Soo melakukan sebuah perbincangan untuk membantu mengatasi masalah hukum Yoon Hee. Chi Soo berkata, bukankah Young Shin tak ingin menjadi seperti Oriana Fallaci?

Moon Ho akan menyebrangi jalan namun pandangannya masih tertuju pada ponsel tersebut hingga tanpa sadar sebuah mobil melintas dan hampir menyerempet Moon Ho.

Ini mengingatkan Moon Ho pada masa lalu.


[FLASHBACK]
Moon Shik duduk dengan sedih diruang tunggu rumah sakit dengan bucket bunga ditangannya. Moon Ho dengan polos bertanya apa Moon Shik tak akan ikut?

Moon Shik pun akhirnya ikut masuk untuk menjenguk Myung Hee yang baru saja melakukan proses persalinan.



Gil Han menghampiri Moon Shik lalu bertanya apakah ia membawanya?

Moon Shik tanpa dikomando memberikan bucket bunga yang sudah ia persiapkan. Gil Ha meraih itu lalu berjongkok dihadapan Myung Hee memberikan bunganya.

“Sayang, kau melakukan dengan baik. Terima kasih. Aku mencintaimu.”

“Moon Shik yang membeli dan kau mau mendapatkan pujian?”

“Aku tak punya waktu untuk pergi membeli bunga. Aku pikir aku bisa gila saat kau dalam proses persalinan. Kau tak mau berhenti berteriak. Aku ingin memaksa masuk dan mencekik dokter.” Jelas Gil Han mencari alasan.

Myung Hee tetap mengucapkan terimakasih pada Moon Shik dan ia membalasnya dengan tersenyum kecut.



[FLASHBACK END]

Kembali ke masa kini, Moon Ho sudah melangkahkan kakinya menuju ke depan gedung kantor Young Shin.


Young Shin masih bersama dengan Jung Ho, ia memuji nama Bong Soo yang begitu ramah. Tapi, apakah mereka pernah bertemu sebelumnya?

Jung Ho tersenyum culun, “Sepertinya tidak. Kita belum pernah bertemu sebelumnya.”

Young Shin menyipitkan matanya menatap Jung Ho, tapi kemudian ia membenarka juga kalau dia mungkin belum bertemu.

“Ya, Senior Terhormat.”
“Jangan memangil begitu. Wartawan tak menggunakan istilah itu. Senior Terhormat? Tidak, tidak, katakan saja..”
“Senior?”

Young Shin menepuk pundah Jung Ho lagi, dia setuju dengan panggilan itu. hahaha. Lama-lama sama Young Shin bisa memar – memar tuh lengan.

Young Shin berjalan mendahului Jung Ho untuk makan siang, dia yang traktir. Jung Ho menemukan sebuah CCTV terpasang disudut ruangan. Ia ragu untuk melangkahkan kaki mengikuti Young Shin.

Young Shin berbalik dan kembali menghampiri Jung Ho. “Hanya dengan melihatmu, aku tahu. Aku yakin kau seorang penyendiri di sekolah. Seorang pecundang saat wamil. Kau mungkin melakukan dengan buruk Dan orang tuamu yang membayar agar bisa sampai seperti ini. pada wawancara kerjamu. Ikuti aku. Aku, seniormu, akan mengurusmu.”

Young Shin menggandeng Jung Ho layaknya ibu yang menggandeng sang anak.



Moon Ho terkejut akan kehadiran Young Shin. Dia mengikuti Young Shin dari seberang jalan.

Impianku adalah untuk tidak bermimpi. Sejak hari itu, aku terus mengalami mimpi yang sama. Selama sekian bulan, mimpi itu tak muncul. Tapi, kemudian datang kembali menghantuiku. Aku telah melakukan kejahatan. Kejahatanku adalah diamnya aku.” Batin Moon Ho.


[FLASHBACK]
Moon Ho kecil menghampiri Ji Han, disentuhnya tangan Ji Han lalu Ji Han membalasnya dengan menggenggam tangan Moon Ho.

Gil Han rasa Ji Han menyukai Moon Ho, ia menyuruhnya untuk mencium tangan Ji Han. Myung Hee setuju, karena ini ulang tahun pertama (orang korea, baru lahir sudah dihitung berumur satu tahun) maka jika ia menciumnya maka tak akan terlupakan.

Moon Ho ragu, ia menatap Gil Han dan akhirnya mencium tangan mungil Ji Han.



[FLASHBACK END]


Bersambung Ke Episode 4

Related Posts:

0 Response to "Sinopsis Healer Episode 3 Part 2"

Posting Komentar